Senin, 06 April 2009

Setitik Tinta dalam Cinta

“Cahayamu”
By:Noviatun salamah?P.mtk/2
Mataku sayu, tatapanku kabur dan kulihat bintang-bintang berputar di atas kepalaku. Tiba-tiba perutku mual dan keseimbanganku menghilang hingga akhirnya kesadaranku melayang, terbang entah kemana.
Mendadak kulihat cahaya yang begitu terang di ufuk timur sana, hamparan padang sahara begitu luas dan memantulkan kilauan pasir yang berkilat-kilat. Tak kulihat satupun binatang ada dalam padang yang luas itu, hanya beberapa kaktus tampak bertnggeng di beberapa sudut hamparan itu.
Ku tatap ribuan manusia berbalutkan kain putih berduyun-duyun menuju suatu tempat yang kelihatannya agak tinggi dan lebih bercahaya. Mereka melangkahkan kakinya dengan mengumandangkan kalimat Lailaahaillallah. Bulu kuduku seketika itu merinding dan air mataku menitis tak terbendung.
Ingin ku melangkah seperti mereka mencapai tempat abadi di bawah sinar yang begitu terang, tapi pijakkan kaki ini terasa berat dan badanku lemah tiada daya. Hanya jeritan hatiku yang meraung-raung, merana, mencari sebuah jawaban. Lidahku kelu dan kaku untuk mengucapkan Allahu akbar, kaki dan tubuhku bahkan serasa tak bisa digerakkan.
Sepintas terlihat di depan pandangan mataku sesosok lelaki berjubah putih yang mengatakan padaku bahwa belum saatnya aku melangkah menuju arah cahaya itu.
”Kau masih punya amanah yang harus diemban, jagalah adikmu sebagaimana kau menyayangi adikmu, suatu saat nanti jika tiba saatnya kau akan mampu menggapai cahaya itu”. Pesan itu terasa menyesakkan nafasku hingga tak kusadari ku sudah berada di alam lain.
Deg...jantungku berdetak keras dan mataku perlahan-lahan mulai membuka menatap tiap pandangan teman-teman kuliahku. Dan baru kusadari bahwa aku baru saja pingsan dan kusadari aku telah berada di suatu tempat di alam bawah sadarku.
Ku teringat kata-kata lelaki misterius itu bahwa aku harus menjaga adikku. Ya Farah Azaliyyah, satu-satunya harta yang kumiliki sepeninggal kedua orang tuaku ketika Ara masih balita.
“Ara, kini kau telah remaja, usiamu sudah 13 tahun, tapi tingkah dan sikapmu begitu dewasa”. Ucapku sambil mengelus Ara yang sedari tadi ketiduran di meja belajar.
Tiba-tiba batinku menangsis, merintih, dan merana. Aku merasa iba melihatnya, seharusnya di usia belia ini dia bisa mendapat kasih sayang lebih dari ayah bunda dan memanjakan masa remajanya dengan teman-temannya. Tapi tidak untuk Ara, dia justru harus melawan kerasnya dunia luar yang begitu dahsyat. Salah satunya adalah ia harus bersekolah sambil berjualan cinderamata yang kami buat dengan memanfaatkan sampah bekas di belakang rumah kami, maklumlah penghasilanku dai kerja part time dan les privat tak cukup untuk membayar SPPnya. Bahkan untuk mengganjal perutpun aku hanya mengisi dengan sesuap nasi dan secimit garam, hingga dapat dikatakan kami harus berpuasa setiap hari.
Hanya rumah sederhana dan sebuah sepeda motor warisan kedua orang tuaku yang kumiliki, tapi lumayanlah bisa mempermudah aku pulang pergi mengajar les privat. Yah untungnya aku dan Ara diberi kecerdasan lebih, sehingga kami tak ketinggalan pelajaran meski harus sambil bekerja.
“Mba’ Ophy.....mba’!!! teriakan Ara tiba-tiba membuyarkan lamunanku, dan secara refleks ku langsung menilik adikku yang sedrai tadi telah kupindahkan ke tempat tidur. Mba’ Ara dingin banget, aku pengen menuju cahaya kehangatan mba’”, suara Ara bergetar hingga tiba-tiba membuatku merinding.
Ku peluk tubuhnya yang tirus menggigil dan ku elus dahinya yang panas menyengat. Kepanikanku semaknm memuncak, rasa takutku yang dulu kini hadir kembali dalam benak hatiku.
Bayangan ibu bapakku muncul dihadapanku dan mengingatkanku akan kematian mereka dengan tanda yang sama dengan yang dialami Ara sekarang ini.
Malam semakin larut dan hujan yang sedari tadi mengguyur kota Jogja ternyata tak kunjung berhenti. Dalam situasi ini kemana aku harus mencari obat, sementara Ara tidak mau ditinggal sendirian, dia takut tpetir dan trauma dengan kilat. Hanya kompres air dan membalut tubuhnya dengan selimut yang dapat kulakukan disamping kudampingi Ara dalam doa dan cinta. Ketakutan demi ketakutan semakin terasa di ulu hatiku yang dalam, hingga tak kusadri air mataku telah membasahi selimut adikku. Kulihat Ara semakin lemah dan memucat membuatku semakin terisak melihatnya.
“Mba’ jangan nagis dong , ku g’apa-apa.....bentar lagi cahaya kehangatan itu benar-benar hadir dalam diriku”.
“G’ Ra..bertahanlah, jangan dulu kau gapai cahaya itu, masih banyak yang mesti kau raih dan kau gapai”,ucapku sambil memeluk tubuh adikku yang semakin melemah”.
“Mba’, bentar lagi nur itu hadir dan membawaku melayang, temani aku dan peluk erat tubuhku mba’, suara Ara benar-benar semakin parau dan memelas akan kehangatanku.
Dekapan Ara benar-benar mulai menghilang, suhu tubuhnya kian mendingin, dan mukanya benar-benar pucat pasi. Sesaat ku memegang nadinya, dan Innalillahi rajiun Ara benar-benar telah pergi. Ku menjerit sejadinya, memecah malam yang semakin pekat. Ku goyangkan tubuh Ara atas ketidakpercayaanku akan kepergiannya. Usianya masih sangat muda, ibarat bunga kini dia layu sebelum berkembang.
Ku hanya bisa berdoa melihat kepergiannya ke sisi Ilahi, sebuah cahaya benar-benar tersorot dari tubuhnya yang terbujur kaku. Senyuman terakhirnya benar-benar mengembang dan mengenang. Mungkinkah ini sebuah cahaya yang pernah kulihat dalam mimpi, cahaya keabadaian bagi setiap insan yang beriman. Selamat jalan Ara, cahayamu sumber inspirasiku.

Memory's of my story

...Doa untuk Irul...

Kulihat bentangan sajadah di masjid yang luas nan megah itu diiringi dengan alunan firman Allah dalam setiap gerakan shalat yang mengalun merdu nan indah hingga gema salam pun terdengar begitu menyejukkan hati dan telinga bagi setiap mereka yang mendengarnya, rintihan dan curahan hati terbisik dalam zikir setiap jamaah yang ada di masjid itu.
Tak jauh dari pandangan mataku, di depan barisan shafku kulihat Irul yang dengan khusu’nya bermunajat kepada Allah dengan tangan menengadah dan bisikan doa yang terucap dalam gerakan bibirnya, kulihat cahaya yang terpancar dalam dirinya yang begitu terang dan sungguh menyilaukan mata, meskipun dalam masjid itu sudah terang dengan cahaya neon di setiap sudut dan tengah ruangan namun cahaya itu benar-benar berbeda dan hanya kulihat ada pada Irul.
Sesaat tiba-tiba ku menewarang cahaya itu kian surut dan semakin lenyap entah pergi kemana, kulihat Irul masih tetap khusu’ dalam alunan do’anya hingga semua jamaah sudah beranjak meninggalkan masjid, dan seketika itu cahaya dalam diri Irul benar-benar hilang dan aku tak sanggup melihatnya, ku menjerit sekuatnya, tapi kerongkongan ini serasa kering dan sia-sia ku menjerit, sedikitpun jeritanku tak terdengar oleh diriku sendiri.
Hingga akhirnya kuterperanjat dari ketakutanku mendengar suara aneh yang tak jelas dari mana arahnya yang serasa mendekat ke arahku dan mengaburkan pandangan mataku ke arah Irul...
”Irul....Irul....Choirul”,jeritku dari bibir yang tak bernada, dan subhanallah ternyata ku hanya mimpi, mimpi melihat Irul tepatnya Muhamad Choirul Akbar seorang akhwan yang dulu pernah menjadi pacarku di SMA. Yah ku melihat terakhir kalinya setahun yang lalu ketika perpisahan SMA, dan ini terasa aneh karena tiba-tiba dia hadir dalam mimpiku ini.
Lima menit dari kebingunganku atas mimpi itu ternyata Hpku berdering sangat keras, dan mungkinkah suara dalam mimpi tadi adalah nada dari Hpku, aku tidak tahu dan Wallohu a’lam.
Kuangkat telpon tak bernama itu dengan setengah hati,”Vi, gimana kabar, afwan ganggu. Ini Irul....besok pagi ku mau operasi karena infeksi ginjal akut sebelah kanan, mohon doanya ya”, suara Irul terdengar sangat parau dan tanpa tersadar membuat air mataku menitis sesaat ku menutup telpon darinya, ku langsung sock dan tak percaya dengan berita yang baru kudengar dari Irul, ini membuatku penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Irul.
Ku pencet Hp dan mengirim pesan pada Irul untuk menutupi rasa penasaranku akan keadaannya, dan setelah beberapa menit ku bertanya kabar lewat sms tiba-tiba Irul menyatakan bahwa dia pengen balikan lagi ma aku, dia katakan akulah gadis yang terbaik buat Irul meskipun selama setahun ini dia udah pernah menjalin kasih dengan cewek lain.
Penasaranku justru semakin menggebu, apa sebenarnya yang terjadi pada Irul, dalam kondisi sakit dia justru mengatakan semua itu, padahal dulu aku dan Irul sudah pernah berkomitmen untuk saling meniti jalan sendiri-sendiri dan hanya bersahabat semata, ku juga sudah berusaha melupakan setiap kenanganku dengan Irul di SMA. Meskipun rasa cinta itu masih ada dan ku meyakini bahwa cinta itu anugrah dari Allah, tapi ku tak ingin lagi melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya.
Ku ingin berproses menjadi seorang muslimah sejati yang kaffah dalam menjalankan setiap seruan Ilahi, tapi Irul justru ingin aku jadi motivator dan penyemangat dalam hidupnya serta menjalin kembali kisah kita yang dulu. Dan kujelaskan kepada Irul bahwa aku pengen sahabatan aja dan tetep jadi saudara, tapi Irul justru mengatakan hal yang bikin aku tambah pening .
“Ku g’tau Nov apa aku bisa selamat menjalani operasi ini, sementara orang kusayangi aja g’ada di sampingku dan justru menutup hati untukku, jadi buat apa aku hidup”.
kata-kata Irul benar-benar membuatku serba salah, kuakui memang rasa cintaku pada Irul masih tetap seperti yang dulu, tapi aku tidak ingin melakukan kesalahan untuk kedua kalinya, ku ingin jika memang Allah menghendaki kebersamaanku dengan Irul maka semua itu terjalin dalam sebuah ikatan pernikahan bukan sekedar pacaran.
Sekarang umurku baru 18 tahun masih bayak dunia yang mesti kujamah dan masih tinggi asa yang mesti kugapai sebelum memikirkan kehidupan berumah tangga...
Sesaat dari kegalauanku ku langsung bermunajat kepada Allah tuk memohon petunjuk padaNya, apa yang harus kulakukan agar ku tetap berada dalam jalanNya. Di satu sisi ku ingin melihat Irul tersenyum kembali dan setidaknya memberi secercah cahaya dalam hidupnya meski kutahu Allahlah yang menetukan segalanya. Tapi disisi lain ku tak ingin menodai komitmenku sebagai seorang muslimah yang tentunya semua amalku akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah.
Tanpa tersadar ku tertidur dalam heningnya malam yang semakin pekat, gelap nan gulita.
“Ass gmana kabar Ovi hari ini, apa jawaban kamu tentang perasaanku ma kamu, kuharap itu dapat memberi sedikit senyum sebelum operasiku dimulai”, sms dari Irul pagi ini benar-benar membuatku bingung,
Langsung saja kukatakan kalau ku g’bisa pacaran lagi, ku hanya ingin bersahabat dan saling dukung satu sama lain. Jika memang jodoh biarlah Allah yang akan mengaturnya.
“ Berdoa terus ya Rul, ku yakin kamu pasti bisa ngejalanin operasi ini, doaku selalu menyertaimu..da Irul”. Sepatah kata yang kuucapkan terakhir kali sebelum opersinya dimulai.
Dua jam kemudian ku tersentak kaget nmendengar kabar bahwa Irul tidak terselamatkan ketika operasi, jantungnya lemah ketika dioperasi dan infeksi ginjal yang dideritanya sudah akut hingga dia tidak bisa menahan rasa sakit akibat pendarahan. Ya Allah hatiku sangat sakit bagai diiris sembilu belati yang sangat tajam, kumenangis menyesali apa yang terjadi.
Di detik terkhirnya ku tak bisa memberi sedikit senyum kepada orang yang kusayangi, tapi ini sudah komitmenku untuk tidak pacaran lagi. Apa aku salah karena memilih jalan Mu ya Robb, dan apakah aku lebih salah lagi karena tidak bisa membuat orang yang kusayangi tersenyum untuk terakhir kalinya...Hanya engkau yang tau ya Robbi, hanya untaian doa yang akan slalu kulantunkan untukmu, untuk orang yang kusayangi...Semoga kau mendapat tempat yang layak di sisi Allah, selamat jalan Irul, selamat jalan cinta...................

Phenomena Alam

GLOBAL WARMING
Problem Dunia
Oleh: Noviatun S

Global warming, sebuah fenomena alam yang tidak akan pernah tuntas untuk dibicarakan. Ibarat virus HIV yang menggrogoti korbannya perlahan-lahan, dan sulit teratasi jika tak ada sebuah pencegahan dari awal. Dari tahun ke tahun pemanasan global ini kian mengganas dan tak akan pernah terpecahkan jika hanya menjadi sebuah wacana. Perlu adanya sebuah aplikasi tindakan dari every human in the world untuk meminimalkan adanya fenomena komplek ini.
Pemanasan global bukan hanya menjadi masalah negara, tetapi sudah menjadi problematika mendunia. Hal ini dikarenakan meningkat atau tidaknya pemanasan global itu tergantung dari setiap individu dalam beraktifitas. Selain itu, efek yang ditimbulkan pun tidak hanya mengena pada satu bagian, melainkan seluruh alam jagad raya ini. Perlu adanya sebuah pemahaman dan kesadaran mengenai pemasan global, dan tindakan apa yang dapat kita lakukan senbagai salah satu bentuk upaya meminimalkan global warming tersebut.
Pemanasan global merupakan kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi.
Temperatur rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0,74o Celcius selama seratus tahun terakhir. Intergonermental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan bahwa,”sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak peretngahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca aktivitas manusia”.
Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas dan menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap tetap terperangkap di atmosfer bumii akibat meningkatnya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida (CO2), Karbon monoksida (CO), Metana, CFC dan sebagainya. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dqn semakin banyaknya gas tersebut di atmosfer, maka semakin banyak pula panas yang tertangkap di bawahnya.
Efek dari agen penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya akan lebih besar dibandingkan gas karbondioksida itu sendiri.
Para ilmuan menggunakan model komputer dan temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Selama pemanasan global, daerah bagian utara dari belahan bumi akan memanas dari daerah-daerah lain di bumi. Akibatnya gunung-gunung es akan mencair dan deretan akan mengecil. Daerah hangat akan menjadi lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan sedikit panas sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Perubahan tinggi rata-rata muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan.
Di dunia yang semakin panas, para ilmuan memprediksi akan lebih banyak orang yang terjangkit penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya. Diantaranya yaitu demam dengue, demam kuning, malaria, dan enchepalitis.
Sebuah realita menunjukan konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1% per-tahun. Dan salah satunya adalah banyaknya kendaran yang beroperasi. Sebagai contoh di Indonesia, jika setiap orang menggunakan mobil pribadi dan hanya ditumpangi satu orang, maka berapa banyak karbonmonoksida yang dikeluarkan setiap harinya? Ini menjadi PR bagi kita semua, seandainya tiap orang sadar dan mau bergaya hidup sederhana dengan memanfaatkan kendaraan umum atau beudaya jalan kaki dan bersepeda, tentunya dapat meminimalkan pengeluaran gas CO.
Selain itu juga perlu adanya kesadaran tiap negara untuk mencintai penghijauan, tidak sebatas mengejar pembangunan saja. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya dapat menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah telah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk pembangunan rumah tinggal atau pendirian industri.
Ketika fenomena di atas telah jelas menunjukan dampak buruk bagi kita, tentunya sebuah langkah dan tindakan sangat perlu dilakukan. Hal ini bukan semata karena itu merugikan kita, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab atas amanah Allah yang dititipkan kepada kita. Dan Allah sendiri telah melarang keras bagi hambanya yang berbuat kerusakan di muka bumi ini. Maka, peliharalah apa yang telah dititipkan kepada kita dan mulailah meminimalkan global warming dari diri kita sendiri dan mulai saat ini.

KEKOSONGAN HATI,Ubahlah dengan Management Diri…….


  • Ketika kegundahan menerpa hati, ku tak pernah tahu apa yang terjadi padaku. Hati ini resah, gundah, hampa ,dan kosong. Ingin rasanya menjerit menumpahkan kegalutan di jiwa. Tapi ku tak tahu apa yang mesti kutumpahkan, isi perutkah atau lemak yang membludak dalam lipatan kulitku. Inilah efek dari kegemukanku, yang terkadang membuat aku merasa kecil dan begitu hina di mata orang lain. Tapi kenapa aku mesti mengeluh, merintih, dan menangisi sebuah karunia Tuhan,sebuah karunia yang begitu indah nan mempesona, hanya saja keindahan itu tercipta dalam ruang yang berbeda.
  • Ketika kakiku melangkah dalam ayunan yang berat akibat bobotku yang sudah berlebih membuatku berpikir alangkah senangnya orang yang berbadan proporsional nan rupawan yang dapat melangkah indah dan menikmati dunia ini dengan penuh kemerdekaan. Kapan ya aku bakal langsing seperti itu?Itulah hal yang selalu muncul ketika melihat orang-orang sekitarku begitu sempurna, dalam hal ini jelas spesifik dari segi fisik semata. Memang benar kata orang jawa “ndeleng sukete wong lia katon seger”, yah begitulah, ketika kita melihat orang lain secara kasat mata, maka begitu indah dipandang, tapi bagi yang merasakannya, siapa tahu!!!!
  • Tak hengkang dari masalah awalku, kekosongan jiwa yang smakin terasa membuatku tak tahu jati diriku, kemana aku harus melangkah, bagaimana aku harus berpijak, dan dari manakah aku harus memulai. Setiap pori dalam kulitku serasa termasuki oleh virus kekosongan, seabrek kegiatan kulakukan tapi serasa tiada guna, ketika mata ini terbuka, pikiran ini justru merana, ketika telinga ini mendengar, jiwa ini justru bergetar, takut akan bayangan masa depan.
  • Kenapa mesti takut, toh waktu tak akan berjalan mundur, satu sisi batinku yang selalu berkonfrontasi adu argument dalam ruang dimensi jiwaku. Yah benar waktu tak akan mampu diputar ulang, kita hanya mampumengenang sejuta memori manis pahit di masa yang telah trelampaui. Setiap detik kemalasan yang tlah kulalui dan berjuta momen kesempatan yang tak pernah kulewati. Mungkin itulah penyesalanku hari, berpuluh ribu waktu yang kubuang sia-sia entah kemana, belum lagi ditambah dengan waktu yang kulakukan untuk berbuat di jalan yang bengkok.
  • Kekosongan hati yang kian menderaku beberapa hari ini membuatku berpikir, apa yang kulakuka selama ini?belajar di sekolah, apa yang telah ku telaah..tidak ada..berprestasi dalam kegiatan atau perlombaan..itu cma khayalan..menjadi muslimah yang kaffah dan solekhah..apalagi, kaya’nya g’ masuk nominasi….jadi, apa yang tlah ku lakukan selama ini?????????
  • Segudang pertanyaan yang masih memiliki jawaban misteri menuntunku untuk mengubah duniaku, mengubah jalanku yang kian membengkok saja. Aku harus mulai dari mana? Kayaknya aku harus mulai membenahi managemen waktuku yang kacau dan peta hidup yang jelas. Yah kukira selama ini aku tak punya tujuan hidup yang konkret dan aku juga tak punya visi yang real.. Ya, aku harus mulai dari sekarang, mencari kelebihanku, maesti kayaknya tertutup rapat oleh kelemahanku yan begitu banyak.
  • Aku g’perlu ragu dan malu atas semua kekuranganku baik secara fisik ataupun daya pikirku yang pas-pasan, toh setiap mata uang punya dua sisi, begitu juga dengan diriku yang kuyakini pasti punya iner beauty dan segudang potensi. Tapi masih dalam rahasia Ilahi. Yang penting aku tahu apa kelemahanku, dan aku akan berusaha memperbaikinya. Dan seiring berjalannya waktu , aku akan menemukan kelebihanku, dan semoga aku dapat mengembangkannya. Yakinlah kita bisa jika kita mau….
  • Satu hal mendasar yang harus ku formasi ulang adalah tentang keimananku pada sang Khaliq, yang masih jauh dari kesempurnaaa, setidaknya ku harus lebih mengenal_Nya dan mampu menyeimbangkan kehidupanku di dunia maupun di akhirat nanti. Ku yakin sumber dari kegalauanku adalh ketidakmampuanku mendekat dan curhat padaMu ya Allah, dank u juga yakin sumber pencerhan dalam hidupku adalah Engkau ya Rabb.