Senin, 05 Oktober 2009

Natural Theologi dalam Perspektif Islam

Udara pagi yang kita hirup setiap hari, kokokan ayam yang terdengar membahana, dan mentari yang tak pernah absen untuk menyinari alam ini merupakan seklumit kenikmatan dan tanda alam yang tidak lekang oleh waktu. Berjuta keindahan alam yang terdesain dalam replika dunia yang begitu mempesona menyimpan sejuta misteri tentang alam fana ini. Bagi orang yang mau mengamati dan memikirkan gejala alam yang terjadi pasti dalam benaknya penuh sesak dengan sejuta pertanyaan yang mungkin jauh melampaui batas nalar kita.
Salah satu pertanyaan yang mungkin muncul adalah siapa desainer alam yang begitu hamonis ini. Jika dinalar maka kita akan berpikir bahwa segala sesuatu itu "ada" karena ada yang "mengada", dan sosok pengada itu pasti berbeda dengan yang dibuat. Inilah pemikiran awal yang bisa mendorong hati kita untuk meyakini bahwa pencipta segala yang ada di dunia ini adalah san Ghaib yang maha Kuasa dengan sega; a sifat kesempurnaannya.
Berbagai gejala alam yang muncul seperti lumpur lapindo, tsunami aceh, gempa gresik, gempa sumatra merupakan salah satu tanda maha besar Allah yang mampu memberi peringatan tanpa diduga oleh manusia. Meskipun para saintis seringkali menelaah dan mengkaji setiap kejadian alam yang terjadi, namun tidak sepenuhnya peristiwa alam dapat diteliti oleh ilmu sains. Dan ini berarti semakin menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah bagi orang-orang yang ulul albab. Jadi dapat ditarik konklusi bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini adalah adanya Allah, tuhan sekalian alam.

HUBUNGAN ISLAM DAN SAINS DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Islam dan Sains, dua kata berbeda yang mempunyai makna berbeda pula. Islam yang berasal dari kata "salama" berarti mengandung selamat dan penyerahan diri secara penuh pada syariatnya. Sedangkan sains yang merupakan bagian dari 'ilm dapat dipahami sebagai ilmu alam yang dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam sains sebagian orang menganggap pembuktian kebenaran itu harus dapat dilakukan dengan metodologi yang sistematis, maka sebagian yang lain memahami bahwa agama atau islam kebenarannya adalah berdasar pada keyakinan adanya sang Ghaib yang "mengada" segala sesuatu yang "ada" di dunia ini.
Paradigma Islam dalam memandang korelasi Islam vs Sains tenyata justru bergerak linear tanpa dikotomi keduanya. Hal ini dapat dipahami berdasar pada pemikiran Natural Theology yang mengejawantahkan bahwasanya segala keindahan dan fenomena alam ini adalah adanya kekuasaan Tuhan YME yang tersirat lewat desainnya yang begitu harmonis. Selain itu juga berdasar pada pemikiran Theologi of Natural yang secara tersurat dapat dikaji lewat wahyuNya yang tertulis Al-Quranul karim, bahwasanya semua fenomena di alam ini dapat diketahui tanda-tandanya lewat firman Allah bagi orang yang ulul albab.
Hubungan Islam dan sains yang menurut kacamata Islam berkorelasi positif tentu memiliki makna tersirat dalam kehidupan manusia. Berbagai hal yang dilakukan mahlukNya khususnya manusia tentu berdasar pada pijakan yang jelas dan memiliki tujuan tertentu. Salah satunya adalah Alquran ("Islam") yang merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam bermuamalah baik hablum minallah, hablum minannas , maupun hablum minal a'alam.
Kaitannya dengan hablum minal alam, selain dianjurkan untuk tidak melakukan kerusakan di bumi manusia juga diperintahkan untuk melihat tanda-tanda alam sebagai bukti adanya kekuasaan Allah. Al-Quran dan Sains yang sejalan dan searah tentu dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk mengamalkan nila-nilai hablum minallah dan hablum minnas. Sebagai contohnya adalah tentang lebah, yang dalam Al-Qur'an telah dijelaskan bahwa dalam lebah mengandung madu yang berguna sebagai syifa' (obat), dan setelah diteliti memang benar bahwa dalam madu terdapat berbagai zat/kandungan yang baik untuk kesehatan. Ada juga ilmu semut, garis edar bumi, tanda arah angin, tanda-tanda ketika bumi berguncang (gempa), dan berbagai hal lainnya yang dapat dijadikan sinyal bagi para mahlukNya.
Jadi dapat ditarik konklusi bahwa hubungan Islam dan Sains dalam perspektif Islam sebagai pedoman hidup manusia adalah sejalan dengan koridor maupun dimensi kehidupan dunia. Dan jika kita telaah serta kaji lebih dalam tentu dapat dijadikan tanda-tanda dalam menguak tabir misteri kehidupan yang belum terjamah oleh ranah kgnitif manusia.